This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 29 September 2016

Sejarah Penemuan Mikroskop

Istilah mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micron yang berarti kecil dan scopos yang artinya tujuan. Dari dua pengertian tersebut, mikroskop dapat diartikan sebagai alat yang dibuat atau dipergunakan untuk melihat secara detail obyek yang terlalu kecil apabila dilihat oleh mata telanjang dalam jarak yang dekat. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.

Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Bahkan Galileo mengklaim dririnya sebagai pencipta pertamanya yang telah membuat alat ini pada tahun 1610.

Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.

Setelah itu seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) terus mengembangkan pembesaran mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-seratpada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut danmengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.

Bila Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-17 dan digunakan untuk melihat binatang-binatang sejenis mikroba. Menariknya, orang Jepang senang menggunakannya untuk mengamati serangga berukuran kecil, dan hasilnya berupa buku-buku berisi pemerian tentang serangga secara mendetail.


Mikroskop Cahaya

Keterbatasan pada mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan lensa cembung yang digunakan. Untuk mengatasinya digunakan lensa tambahan yang diletakkan persis didepan mata pengamat yang disebut eyepiece, sehingga obyek dari lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat diperbesar lagi dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam fokus, cermin atau sumber pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat digerakkan dan lain-lain, yang semua ini merupakan dasar dari pengembangan mikroskop modern yang kemudian disebut mikroskop cahaya Light Microscope (LM).

LM modern mampu memberikan pembesaran (magnifikasi) sampai 1.000 kali dan memungkinkan mata manusia dapat membedakan dua buah obyek yang berjarak satu sama lain sekitar 0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002 mm). Seperti diketahui mata manusia yang sehat disebut-sebut mempunyai daya resolusi 0,2 mm. Pada pengembangan selanjutnya diketahui bahwa kemampuan lensa cembung untuk memberikan resolusi tinggi sudah sampai pada batasnya, meskipun kualitas dan jumlah lensanya telah ditingkatkan.
Belakangan diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya yang digunakan untuk pencahayaan berpengaruh pada daya resolusi yang lebih tinggi. Diketahui bahwa daya resolusi tidak dapat lebih pendek dari panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk pengamatan. Penggunaan cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti sinar biru atau ultra violet dapat memberikan sedikit perbaikan, kemudian ditambah dengan pemanfaatan zat-zat yang mempunyai indeks bias tinggi (seperti minyak), resolusi dapat ditingkatkan hingga di atas 100 nanometer (nm). Hal ini belum memuaskan peneliti pada masa itu, sehingga pencarian akan mode baru akan mikroskop terus dilakukan.


Ditemukannya Mikroskop Elektron

Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.

Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932 mikroskop elektron semakian berkembang lagi. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik. Mikroskop electron mampu pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.

Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa, namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari jenis magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik. Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.


Dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000x, kita dapat melihat objek mikroskop dengan lebih detail. Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel mikroskopis yang akan dipelajari berikut yaitu virus. Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan.



Mikroskop Elektron Mode Scanning

Ada 2 jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu:
1. Transmission Electron Microscopy (TEM)
2. Scanning Electron Microscopy (SEM).



1. Transmission Electron Microscopy (TEM)

dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll, 2 peneliti dari Jerman pada tahun 1932. Saat itu, Ernst Ruska masih sebagai seorang mahasiswa doktor dan Max Knoll adalah dosen pembimbingnya. Karena hasil penemuan yang mengejutkan dunia tersebut, Ernst Ruska mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1986. Sebagaimana namanya, TEM bekerja dengan prinsip menembakkan elektron ke lapisan tipis sampel, yang selanjutnya informasi tentang komposisi struktur dalam sample tersebut dapat terdeteksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan tipis tersebut. Dari sifat pantulan sinar elektron tersebut juga bisa diketahui struktur kristal maupun arah dari struktur kristal tersebut. Bahkan dari analisa lebih detail, bisa diketahui deretan struktur atom dan ada tidaknya cacat (defect) pada struktur tersebut. Hanya perlu diketahui, untuk observasi TEM ini, sample perlu ditipiskan sampai ketebalan lebih tipis dari 100 nanometer. Dan ini bukanlah pekerjaan yang mudah, perlu keahlian dan alat secara khusus. Obyek yang tidak bisa ditipiskan sampai order tersebut sulit diproses oleh TEM ini. Dalam pembuatan divais elektronika, TEM sering digunakan untuk mengamati penampang/irisan divais, berikut sifat kristal yang ada pada divais tersebut. Dalam kondisi lain, TEM juga digunakan untuk mengamati irisan permukaan dari sebuah divais.



2. Scanning Electron Microscopy (SEM).

Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh Manfred von Ardenne (ilmuwan Jerman). Konsep dasar dari SEM ini sebenarnya disampaikan oleh Max Knoll (penemu TEM) pada tahun 1935. SEM bekerja berdasarkan prinsip scan sinar elektron pada permukaan sampel, yang selanjutnya informasi yang didapatkan diubah menjadi gambar. Imajinasi mudahnya gambar yang didapat mirip sebagaimana gambar pada televisi.

Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut discan dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.

Demikian, SEM mempunyai resolusi tinggi dan familiar untuk mengamati obyek benda berukuran nano meter. Meskipun demikian, resolusi tinggi tersebut didapatkan untuk scan dalam arah horizontal, sedangkan scan secara vertikal (tinggi rendahnya struktur) resolusinya rendah. Ini merupakan kelemahan SEM yang belum diketahui pemecahannya. Namun demikian, sejak sekitar tahun 1970-an, telah dikembangkan mikroskop baru yang mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara vertikal, yang dikenal dengan "scanning probe microscopy (SPM)". SPM mempunyai prinsip kerja yang berbeda dari SEM maupun TEM dan merupakan generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang sekarang dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning tunneling microscope (STM), atomic force microscope (AFM) dan scanning near-field optical microscope (SNOM). Mikroskop tipe ini banyak digunakan dalam riset teknologi nano "


Mikroskop dan Teknologi Nano
Sejak sekitar tahun 1970-an, telah dikembangkan mikroskop baru yang mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara vertikal, yang dikenal dengan “scanning probe microscopy (SPM)”. SPM mempunyai prinsip kerja yang berbeda dari SEM maupun TEM dan merupakan generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang sekarang dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning tunneling microscope (STM), atomic force microscope (AFM) dan scanning near-field optical microscope (SNOM).

Sampai hari ini telah berhasil dikembangkan mikroskop dengan teknologi nano. Yaitu teknologi yang berbasis pada struktur benda berukuran nano meter. Satu nano meter = sepermilyar meter). Tentu yang dimaksud di sini bukanlah mikroskop biasa, tetapi mikroskop yang mempunyai tingkat ketelitian (resolusi) tinggi untuk melihat struktur berukuran nano meter.

 sumber :  http://faizdcd10.blogspot.co.id/2012/02/sejarah-penemuan-mikroskop.html

sejarah pulpen

Sejarah

Catatan tertulis tertua mengenai pena yang dilengkapi kantong tinta berasal dari abad ke-10 M. Pada 953, khalifah Ma'ād al-Mu'izz dari Mesir menginginkan pena yang tidak mengotori tangan dan bajunya dengan tinta. Ia diberi pena yang dilengkapi penyimpanan tinta, dan tintanya mengalir ke mata pena dengan bantuan kapilaritas dan gravitasi. Seperti dicatat oleh kadi al-Nu'man al-Tamimi (974) dalam Kitdb al-Majalis wa 'l-musayardt, al-Mu’izz yang memimpin proyek pembuatan pena memberi instruksi:
Kami ingin membuat pena yang bisa dipakai menulis tanpa harus bolak-balik menceluplan pena ke tempat tinta, dan pena tersebut harus dilengkapi kantong tinta di dalamnya. Pemilik pena dapat meletakkannya di lengan baju atau di mana saja ia ingini tanpa terkena noda tinta atau tinta bocor dari pena. Tinta hanya mengalir kalau pemilik memakainya untuk menulis. Sepengetahuan kami belum ada orang yang pernah membuat (pena seperti ini), dan sebagai "bahan perenungan" bagi siapa saja yang menyadari kegunaan dan pentingnya pena seperti ini...

Dalam Deliciae Physico-Mathematicae (1636), penemu berkebangsaan Jerman, Daniel Schwenter menceritakan pena yang dibuat dari dua pena bulu. Pada 25 Mei 1827, penemu berkebangsaan Rumania, Petrache Poenaru menerima paten di Perancis untuk ciptaannya berupa pulpen pertama dengan kartrij yang bisa diganti. Desain pulpen memungkinkan orang menulis dengan lancar tanpa tinta tumpah atau kertas robek. Sejak 1850-an, berbagai paten yang berkaitan dengan pulpen diajukan, dan produksi pulpen terus meningkat. Walaupun demikian, pulpen baru menjadi alat tulis yang populer setelah ditemukannya mata pena dari emas berujung iridium, karet keras, dan tinta yang mengalir lancar.

Pada 1870-an, Duncan MacKinnon seorang Kanada penduduk New York City bersama Alonzo T. Cross dari Providence, Rhode Island membuat pena stilograf yang dilengkapi mata pena berbentuk tabung berlubang dan sebatang kawat yang berfungsi sebagai katup. Pena stilograf kini umumnya dipakai untuk gambar teknik, namun dulunya populer untuk menulis. Era produksi besar-besaran pulpen dimulai tahun 1880-an. Ketika itu, produsen terbesar pulpen di Amerika Serikat adalah Waterman yang memproduksi pulpen hasil desain Poenaru, asal New York City dan Wirt asal Bloomsburg, Pennsylvania. Nama Waterman menjadi lebih populer daripada Wirt, dan menjadi produsen terbesar pulpen hingga awal 1920-an.

Pada waktu itu, sebagian besar pulpen diisi dengan membuka bagian pemegang tinta, dan meneteskan tinta ke dalam kamar tinta dengan memakai penetes mata (pipet). Cara pengisian tinta seperti ini sulit dan tidak rapi. Selain itu, tinta bocor ke bagian tutup atau di bagian sambungan dengan kamar tinta. Setelah bahan yang sesuai untuk membuat pulpen sudah ditemukan, masalah yang tersisa adalah sistem pengisian tinta yang sederhana, mudah, dan antibocor. Pulpen yang dapat diisi tanpa harus membuka kamar tinta ditemukan sekitar awal abad ke-20, antara lain berkat penemuan A. A. Waterman, Walter A. Sheaffer, dan Parker.

Di Eropa, pemasok asal Jerman yang dikenal dengan nama Pelikan, memperkenalkan pulpen pertama mereka pada tahun 1929. Pelikan sebelumnya membeli paten untuk pulpen dengan tinta padat dari pabrik Slavoljub Penkala di Kroasia (dipatenkan tahun 1907 dan mulai diproduksi massal sejak 1911), dan paten pengisi tinta model piston dari Theodor Kovacs asal Hongaria.

Pulpen mulai diproduksi dalam aneka warna dan model setelah seluloida secara bertahap menggantikan karet sebagai bahan pemegang pulpen. Duofold dan Vacumatic dari Parker, serta Pelikan 100 adalah model-model pulpen yang populer pada masa-masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Walaupun sudah ditemukan bolpen, pulpen masih sangat populer antara 1940-an dan 1950-an. Bolpen masih mahal, dan tinta masih sering bocor atau macet, sedangkan teknologi tinta sudah matang dan diproduksi massal. Model-model yang populer pada 1950-an adalah Parker 51, Snorkel dari Sheaffer, dan Skyline dari Eversharp.

Pada 1960-an, teknologi bolpen semakin maju dan mulai menggantikan pulpen untuk penggunaan sehari-hari. Kini, produsen pulpen yang masih bertahan, terutama Montblanc dan Pelikan lebih mempromosikan pulpen sebagai benda koleksi dan simbol status daripada alat tulis sehari-hari.
Laszlo Biro Penemu Bolpen (1899-1985)
László József Bíró atau Laszlo Biro lahir 29 September 1899, Dia adalah penemu pulpen modern. Produksi pulpen pertamanya ditampilkan pada suatu pameran internasional di Budapest, Hongaria pada tahun 1931. Ciptaan ini dipatenkan di Paris pada tahun 1938. Biro memperhatikan bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering dengan cepat dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan lain saat menggunakan pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam. Bersama saudara lelakinya George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru dari sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang.
Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari sebuah cartridge, tinta membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan bantuan gravitasi. dan kemudian menggelinding agar melekatkannya pada kertas. Karena bola kecil itulah maka pena baru itu dinamakan Ball Point Pen atau yang lazim dikenal dengan nama bolpen/pulpen. Rancangan ini kemudian dipatenkan di Argentina pada 10 Juni 1943 dan dijual dengan merek Birome, yang masih bertahan hingga saat ini. Awalnya, alat tulis yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Pena yang digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas.
Pulpen mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas. Berbeda dengan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan tinta kental dan lengket. Hal inilah yang menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola menjadi belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena berujung lembut yang kita sebut spidol. Ini terobosan baru, karena mata penanya terbuat dari plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan air.

Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan untuk memadukannya. Hasilnya pena rolling ball dengan bola di ujung mata pena seperti bolpen, namun menggunakan tinta cair yang tersimpan aman di kantung seperti pada pulpen atau spidol. Saat dipakai, ujung pena akan meluncur nyaman pada permukaan kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol. Laszlo Biro meninggal 24 November 1985 pada umur 86 tahun.
Perkembangan Bolpen

Dua orang berkebangsaan Inggris, Henry Martin dan Frederick Miles mendukung gagasan ini. Mereka kemudian ikut menekuni pembuatan alat tulis baru ini dan dijual ke Angkatan Udara Inggris yang memerlukan alat tulis yang anti bocor dan meluap untuk digunakan pada pesawat terbang yang digunakan pada Perang Dunia II.

Pada waktu yang bersamaan, di Amerika Serikat, Milton Reynolds asal Chicago membeli alat tulis baru itu. Ia kemudian menyempurnakannya dan menjualnya kepada tentara Amerika. Namun bolpen itu masih belum sesempurna bolpen yang ada pada saat ini.

Franz Szech, seorang warga California, berusaha mencari tinta yang sempurna dan berhasil membuat tinta tersebut dari dapur rumahnya.Tinta itu jauh lebih awet dan tahan lama berada dalam bolpennya, namun sayangnya tinta itu lambat laun menjadi kering bila terkena udara.

Setelah perang dunia II usai, orang-orang berkumpul di etalase pusat pertokoan Gimbels di New York. Di etalase ini disediakan sebuah tanki air besar yang dikerumuni oleh pengunjung. Tangki air ini digunakan untuk mendemonstrasikan alat tulis berupa pena yang digunakan dibawah permukaan air. Pena tersebut dipromosikan menggunakan tinta buatan Szech.

Bolpen khusus ruang angkasa dirancang oleh Paul C. Fisher, pada bulan juli 1966. Uji coba pena tersebut meliputi kondisi di bawah air, ruang tanpa bobot dan tekanan hampa. Pena ini diuji pertama kali oleh Dr Robert Gilruth, Direktur NASA, di Houston, Texas. Pada tahun 1967, bolpen ini lulus ujian dan dipilih untuk digunakan oleh para astronot Apollo.

Karena bolpen biasa menggunakan gaya gravitasi bumi untuk mengeluarkan tintanya. Maka harus ada lubang untuk pernafasan di ujung atas tabung resorvoirnya. Namun untuk bolpen ruang angkasa, lubang pernapasan ini tidak mungkin bisa diaplikasikan karena tinta akan tersedot habis oleh tekanan vakum di luar angkasa. Maka dari itu, tintanya dibuat dari bahan rumit. Misalnya, thixotropic, solid-gel ink, cohesive, adhesive dan visco-elastis (bentuknya seperti permen karet). Tinta ini mampu melawan tekanan hampa di luar angkasa. Tinta dijamin tidak akan kering selama 100 tahun.

Masih tentang bolpoinnya, karet sealant-nya ekstra keras dan rapat untuk menahan tinta tak tersedot oleh tekanan vakum. Tapi disisi lain, tinta harus bisa dikeluarkan bila bolpen digunakan. Karet ini diriset dan direkomendasi oleh NASA. Untuk mendorong agar tinta keluar, di tabungnya yang berukuran setengah jari kelingking itu diisi gas Nitrogen berkekuatan 3,139 kg/cm, gas yang dipakai untuk peredam kejut dan ban mobil balap F-1. Pada suhu beku -15,12 derajat Celsius atau panas 662,4 derajat Celsius, pena tetap berfungsi.

Sementara itu, ujung pena terbuat dari stainless steel (baja tahan karat) berbentuk bola yang akan berputar seirama pena digerakkan. Tinta thixontropic yang menempel di bola baja ini sangat halus sehingga mampu menyelip diantara karet sealant viscoelastic. Walaupun halus, tinta ini mampu tetap tegas terbaca dan hampir tidak tergantung dalam kondisi apapun dimana bolpen ini bisa dipakai.

Selain NASA, Bolpen yang bermerk Fisher’s Space Pen tak cuma dipakai para astronot dan NASA. Pemerintah Rusia juga menggunakan bolpen ini untuk kosmonotnya.
Kisah Dibalik Bolpen Antariksa

Bolpen Fisher’s space pen ini juga menyimpan kisah lain dari misi pendaratan manusia pertama di bulan yang dimana para astronot itu nyaris tidak bisa kembali ke bumi.

Ketika tugas di bulan selesai dan para astronot harus kembali ke bumi, tiba-tiba terjadi insiden. Saat mereka kembali ke lunar module, tiba-tiba salah satu dari tas penyangga (life support ) melayang dan menghantam plastik pelindung saklar starter mesin lunar Module. Tidak dijalaskan siapa pemiliknya.

Insiden ini berakibat fatal. Plastik pelindung ini ternyata cukup rapuh dan tak sanggup berfungsi sebagai pelindung. Akibatnya saklar rusak dan mesin roket tidak mau hidup.

Masalah seperti ini memang sudah diperhitungkan dan harus bisa diantisipasi. Antara astronot dan control room di Houston terjadi komunikasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Sebenarnya masalah itu mudah, mesin bisa dihidupkan dengan menggunakan obeng. Namun kendalanya astronot tidak dibekali kunci-kunci untuk menekan bobot. Kemudian dari eksperimen kilat, badan pena ruang angkasa Fisher tersebut mampu menghantarkan listrik dengan daya listrik, tegangan listrik, kuat arus listrik dan hambatan listrik ekstra presisi dan semua telah dipenuhi oleh bolpen tersebut. Berkat bolpen yang dibawa tersebut yang digunakan untuk menghubungkan aliran listrik pada saklar yang rusak tersebut, para astronot dapat kembali ke bumi dengan selamat.

Kisah ini diungkap oleh John McLeish humas NASA yang dikarantina bersama Edwin Aldrin dan Neil Amstrong setelah mereka berdua selamat mendarat di bumi. Kisah ini tidak terekspos karena semua orang pada waktu itu termasuk NASA terkesima dengan pendaratan manusia di bulan.
 
sumber :  http://asterprescott.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-penemuan-bolpen-ballpoint.html
Sejarah Kipas Angin

Kipas Angin telah ditemukan beribu tahun silam dan telah digunakan oleh beberapa negara didunia seperti bangsa Mesir, Yunani, Roma, dan China. Pada masa itu kipas angin memiliki berbagai macam dan fungsi. Kipas Angin pertama ditemukan sekitar 4000 tahun silam pada sebuah makam raja di Mesir yaitu Raja Tutankhamen yang digali pada tahun 1922.

Fungsi dari kipas angin yang ditemukan di Mesir pada masa itu sebagai alat upacara keagamaan, sehingga sebuah kipas angin merupakan benda yang sakral. Kipas angin juga merupakan lambang kekuatan raja. Ada dua buah kipas angin yang ditemukan di makan raja. Salah satu kipas angin tersebut gagangnya dilapisi oleh emas dan terbuat dari bulu burung unta, sedangkan yang satu lagi dilapisi eboni dengan emas dan batu-batu berharga.

Perkembangan kipas angin juga terdapat di Eropa. Negara pertama di Eropa yang memproduksi kipan angin adalah Italia. Italia memproduksi kipas angin pada tahun 1500. Pada masa itu kipas angin merupakan sebuah komoditi perdagangan yang eksotik dan sangat stylish. Kipas angin sendiri dipandang sebagai simbol kemakmuran dan kelas sosila seseorang.

Perkembangan kipas angin sebagai komoditas fashion sangat populer pada abad ke-16 sampai abad ke-18. Terjadi pergeseran fungsi kipas angin pada awal abad ke 20. Pada masa itu kipas angin sudah tidak lagi sebagai sebuah aksesoris fashion namun menjadi alat periklanan. Sedangkan di spanyol sendiri, kipas angin menjadi alat untuk mendinginkan udara karena di Spanyol memiliki iklim yang panas.

Penemuan Kipas angin listrik

KIpas angin listrik buatan
Schuyler Skaats Wheeler
Kipas angin listrik pertama ditemukan oleh Schuyler Skaats Wheeler pada tahun 1882. Wheeler pertama kali memperkenalkan kipas angin listrik dengan dua buah baling-baling, tanpa ada pelindung apapun dan digerakkan dengan tenaga motor listrik.

Schuyler Wheeler

Schuyler Skaats Wheeler lahir di Massachusetts pada 17 Mei 1860 dan wafat pada 20 April 1923. Ia adalah seorang  insinyur Amerika yang menemukan dua baling-baling kipas angin listrik pada tahun 1882 pada usia 22. Dia juga mematenkan jenis baterai listrik.  Ia dianugerahi John Scott Medal of The Franklin Institute pada tahun 1904 dan menjadi presiden dari American Institute of Electrical Engineers 1905-1906.

Kipas angin listrik dua baling-baling temuan Schuyler Wheeler diproduksi oleh the Crocker and Curtis Electric Motor Company. Ia menikah dengan Amy Sutton pada 11 Oktober 1898.  Dia meninggal karena angina pectoris di rumahnya di Manhattan.

Perkembangan kipas angin

Perkembangan kipas angin listrik lebih lanjut di kembangkan oleh Philip H. Diehl yang dipantenkan pada tahun 1887. Diehl memperkenalkan kipas angin yang menempel di langit-langit rumah.

Philip H. Diehl (29 Januari 1847 - April 7, 1913) adalah seorang Jerman - Amerika  insinyur mekanik dan penemu yang memegang beberapa paten US, termasuk lampu pijar listrik , motor listrik untuk mesin jahit dan kegunaan lain, dan kipas angin listrik yang dipasang langit-langit .

Diehl terus mengembangkan temuannya. Pada tahun 1904 Diehl menambahkan sendi split-ball pada kipas angin listriknya. Tiga tahun kemudian, ide ini menjadi dasar pemnemuan kipas angin yang dapat bergerak ke sana-kemari. sedangkan pada tahun 1902 Willis Carrier menemukan air conditioning (AC).

sumber :  https://blogpenemu.blogspot.co.id/2014/01/Penemu-Kipas-Angin-LIstrik-Schuyler-Skaats-Wheeler.html
Sejarah Penemuan Kipas Angin Kipas angin? Pastinya adalah benda yang tidak asing kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu tahu kegunaan kipas angin yaitu untuk menyejukkan ruangan. Tetapi apakah kita tahu bagaimana kipas angin bisa ada sampai sekarang? Siapakah pembuat dan perancang kipas angin?? Kipas angin listrik Kipas angin atap + lampu kipas Philip Diehl Kipas angin ternyata sudah digunakan sejak lama, tepatnya 2000 SM, oleh bangsa-bangsa primitif seperti Mesir, Cina, Yunani, dan Roma. Konsep kipas angin ini ditemukan pada sebuah makam raja Mesir yaitu Raja Tutankhamen yang digali pada tahun 1922. Kipas angin dulunya adalah benda sakral dan suci yang digunakan sebagai alat upacara keagamaan. Schuyler Skaats Wheeler Kipas angin listrik sebelumnya telah diperkenalkan oleh Schuyler Skaats Wheeler pada tahun 1882, setelah ditemukannya listrik oleh Michael Faraday pada tahun 1821. Wheeler membuat kipas angin ini dengan dua buah baling-baling yang berputar oleh motor listrik (alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik). Beberapa tahun kemudian, Philip Diehl merancang baling-baling berputar yang posisinya berada di atap suatu ruangan sehingga disebut "CEILING FAN" (ceiling = atap ; fan = kipas angin), kemudian ia patenkan penemuannya ini pada tahun 1887. Kemudian, ia menambahkan lampu kipas yang dirancang pada kipas angin atap itu. Philip bersama teman-temannya menambahkan sebuah panel "split-ball joint" sehingga kipas angin bisa bergerak berubah arah. Kesimpulan : Penemu kipas angin listrik (electric fan) adalah Schuyler Skaats Wheeler (1882). Penemu kipas angin atap (ceiling fan) adalah Philip Diehl (1887).

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Sejarah Penemuan Kipas Angin Kipas angin? Pastinya adalah benda yang tidak asing kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu tahu kegunaan kipas angin yaitu untuk menyejukkan ruangan. Tetapi apakah kita tahu bagaimana kipas angin bisa ada sampai sekarang? Siapakah pembuat dan perancang kipas angin?? Kipas angin listrik Kipas angin atap + lampu kipas Philip Diehl Kipas angin ternyata sudah digunakan sejak lama, tepatnya 2000 SM, oleh bangsa-bangsa primitif seperti Mesir, Cina, Yunani, dan Roma. Konsep kipas angin ini ditemukan pada sebuah makam raja Mesir yaitu Raja Tutankhamen yang digali pada tahun 1922. Kipas angin dulunya adalah benda sakral dan suci yang digunakan sebagai alat upacara keagamaan. Schuyler Skaats Wheeler Kipas angin listrik sebelumnya telah diperkenalkan oleh Schuyler Skaats Wheeler pada tahun 1882, setelah ditemukannya listrik oleh Michael Faraday pada tahun 1821. Wheeler membuat kipas angin ini dengan dua buah baling-baling yang berputar oleh motor listrik (alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik). Beberapa tahun kemudian, Philip Diehl merancang baling-baling berputar yang posisinya berada di atap suatu ruangan sehingga disebut "CEILING FAN" (ceiling = atap ; fan = kipas angin), kemudian ia patenkan penemuannya ini pada tahun 1887. Kemudian, ia menambahkan lampu kipas yang dirancang pada kipas angin atap itu. Philip bersama teman-temannya menambahkan sebuah panel "split-ball joint" sehingga kipas angin bisa bergerak berubah arah. Kesimpulan : Penemu kipas angin listrik (electric fan) adalah Schuyler Skaats Wheeler (1882). Penemu kipas angin atap (ceiling fan) adalah Philip Diehl (1887).

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
ejarah Penemuan Kipas Angin Kipas angin? Pastinya adalah benda yang tidak asing kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu tahu kegunaan kipas angin yaitu untuk menyejukkan ruangan. Tetapi apakah kita tahu bagaimana kipas angin bisa ada sampai sekarang? Siapakah pembuat dan perancang kipas angin?? Kipas angin listrik Kipas angin atap + lampu kipas Philip Diehl Kipas angin ternyata sudah digunakan sejak lama, tepatnya 2000 SM, oleh bangsa-bangsa primitif seperti Mesir, Cina, Yunani, dan Roma. Konsep kipas angin ini ditemukan pada sebuah makam raja Mesir yaitu Raja Tutankhamen yang digali pada tahun 1922. Kipas angin dulunya adalah benda sakral dan suci yang digunakan sebagai alat upacara keagamaan. Schuyler Skaats Wheeler Kipas angin listrik sebelumnya telah diperkenalkan oleh Schuyler Skaats Wheeler pada tahun 1882, setelah ditemukannya listrik oleh Michael Faraday pada tahun 1821. Wheeler membuat kipas angin ini dengan dua buah baling-baling yang berputar oleh motor listrik (alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik). Beberapa tahun kemudian, Philip Diehl merancang baling-baling berputar yang posisinya berada di atap suatu ruangan sehingga disebut "CEILING FAN" (ceiling = atap ; fan = kipas angin), kemudian ia patenkan penemuannya ini pada tahun 1887. Kemudian, ia menambahkan lampu kipas yang dirancang pada kipas angin atap itu. Philip bersama teman-temannya menambahkan sebuah panel "split-ball joint" sehingga kipas angin bisa bergerak berubah arah. Kesimpulan : Penemu kipas angin listrik (electric fan) adalah Schuyler Skaats Wheeler (1882). Penemu kipas angin atap (ceiling fan) adalah Philip Diehl (1887).

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Sejarah Penemuan Kipas Angin Kipas angin? Pastinya adalah benda yang tidak asing kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu tahu kegunaan kipas angin yaitu untuk menyejukkan ruangan. Tetapi apakah kita tahu bagaimana kipas angin bisa ada sampai sekarang? Siapakah pembuat dan perancang kipas angin?? Kipas angin listrik Kipas angin atap + lampu kipas Philip Diehl Kipas angin ternyata sudah digunakan sejak lama, tepatnya 2000 SM, oleh bangsa-bangsa primitif seperti Mesir, Cina, Yunani, dan Roma. Konsep kipas angin ini ditemukan pada sebuah makam raja Mesir yaitu Raja Tutankhamen yang digali pada tahun 1922. Kipas angin dulunya adalah benda sakral dan suci yang digunakan sebagai alat upacara keagamaan. Schuyler Skaats Wheeler Kipas angin listrik sebelumnya telah diperkenalkan oleh Schuyler Skaats Wheeler pada tahun 1882, setelah ditemukannya listrik oleh Michael Faraday pada tahun 1821. Wheeler membuat kipas angin ini dengan dua buah baling-baling yang berputar oleh motor listrik (alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik). Beberapa tahun kemudian, Philip Diehl merancang baling-baling berputar yang posisinya berada di atap suatu ruangan sehingga disebut "CEILING FAN" (ceiling = atap ; fan = kipas angin), kemudian ia patenkan penemuannya ini pada tahun 1887. Kemudian, ia menambahkan lampu kipas yang dirancang pada kipas angin atap itu. Philip bersama teman-temannya menambahkan sebuah panel "split-ball joint" sehingga kipas angin bisa bergerak berubah arah. Kesimpulan : Penemu kipas angin listrik (electric fan) adalah Schuyler Skaats Wheeler (1882). Penemu kipas angin atap (ceiling fan) adalah Philip Diehl (1887).

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Sejarah Penemuan Kipas Angin Kipas angin? Pastinya adalah benda yang tidak asing kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu tahu kegunaan kipas angin yaitu untuk menyejukkan ruangan. Tetapi apakah kita tahu bagaimana kipas angin bisa ada sampai sekarang? Siapakah pembuat dan perancang kipas angin?? Kipas angin listrik Kipas angin atap + lampu kipas Philip Diehl Kipas angin ternyata sudah digunakan sejak lama, tepatnya 2000 SM, oleh bangsa-bangsa primitif seperti Mesir, Cina, Yunani, dan Roma. Konsep kipas angin ini ditemukan pada sebuah makam raja Mesir yaitu Raja Tutankhamen yang digali pada tahun 1922. Kipas angin dulunya adalah benda sakral dan suci yang digunakan sebagai alat upacara keagamaan. Schuyler Skaats Wheeler Kipas angin listrik sebelumnya telah diperkenalkan oleh Schuyler Skaats Wheeler pada tahun 1882, setelah ditemukannya listrik oleh Michael Faraday pada tahun 1821. Wheeler membuat kipas angin ini dengan dua buah baling-baling yang berputar oleh motor listrik (alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik). Beberapa tahun kemudian, Philip Diehl merancang baling-baling berputar yang posisinya berada di atap suatu ruangan sehingga disebut "CEILING FAN" (ceiling = atap ; fan = kipas angin), kemudian ia patenkan penemuannya ini pada tahun 1887. Kemudian, ia menambahkan lampu kipas yang dirancang pada kipas angin atap itu. Philip bersama teman-temannya menambahkan sebuah panel "split-ball joint" sehingga kipas angin bisa bergerak berubah arah. Kesimpulan : Penemu kipas angin listrik (electric fan) adalah Schuyler Skaats Wheeler (1882). Penemu kipas angin atap (ceiling fan) adalah Philip Diehl (1887).

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Sejarah awal

Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, di mana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh.
Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.

1880-an: Cakram Nipkow

Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktikkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon.
Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT.[4] Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah.

1920-an: Penemuan John Logie Baird

TV 405 hitam putih Murphy dari Ukrania, 1951.
Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun 1925,[5] diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926. Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda.[6] Demonstrasi oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram audio 10 inches (25 cm) dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital.[7]
Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera").[8][9][10][11]
Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris.
Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari Whippany, New Jersey.[12] Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover.
Pada tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup,[13] di mana temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928.[13][14]

1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat

Braun HF 1, Jerman, 1959
Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung.[15]
Pada masa awal televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris,[16] Amerika Serikat, dan Rusia.[17] Televisi komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1.000 unit Televisor berhasil dijual.[18]
Kotak televisi elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katode diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934,[19][20] diikuti oleh produsen elektronik yang lain di Perancis (1936),[21] Britania Raya (1936),[22] dan Amerika Serikat (1938).[23][24]
Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel datar yang pertama.[25][26]
Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran 3 inches (7.6 cm) dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran 12 inches (30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007).[27]
Tahun penerimaan TV menurut negara
  1939 dan sebelum
  1940 — 1949
  1950 — 1959
  1960 — 1969
  1970 — 1979
  1980 — 1989
  1990 — 1999
  2000 dan selepas
  Tidak ada televisi
  Tidak ada data
Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika,[28] sebelum akhirnya War Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia II.
Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.[29] Di Britania, jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968.

Komponen kotak televisi

Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker.
Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi piranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Ethernet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.

 sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
  1. A.    Sejarah Telepon
 
Alexander Graham Bell (1847-1922) adalah penemu dari Amerika dan pengajar bagi orang tuli, dan dia dikenal sebagai penemu telepon, dimana telepon berasal dari dua kata yakni, tele: jauh dan phone: suara yang artinya Sebuah alat komunikasi berupa suara jarak jauh.Bell lahir pada 3 Maret 1847, di Edinburgh, Skotlandia, dan mendapat pendidikan di Universitas Edinburgh dan London. Kemudian tahun 1870 dia pindah ke Canada dan kemudian pindah lagi ke Amerika pada tahun 1871.

Di Amerika dia mulai mengajar orang yang bisu dantuli, mempopulerkan sistem yang disebut ‘bahasa visual’. System yang dikembangkan oleh ayahnya, Alexander Melville Bell, yang menunjukkan bagaimana bibir, lidah, dan tenggorokan digunakan dalam menggambarkan suara.Pada masa kanak-kanaknya, dia telah memperlihatkan rasa ingin tahu yang sangat besar pada dunia ini, yang menyebabkan dia sering mengumpulkan contoh-contoh tumbuhan. Bersama teman baiknya yang memiliki penggilingan gandum yang juga merupakan tetangganya, diasering membuat keributan, dan suatu hari ayah temannya berkata, “Mengapa kalian tidak membuat sesuatu yang lebih berguna?”. Semenjak itu Alexander Graham Bell berpikir alat berguna apa yang akan ia buat. Pada umur 12 tahun, Alexander membuat peralatan sederhana yang mengkombinasikan dayung yang berputar dengan serangkaian sikat dari paku untuk memisahkan gandum dengan kulitnya. Peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik selamabertahun-tahun, dan sebagai ‘hadiahnya’, ayah temannya memberikan mereka kesempatan untuk bermain di sebuah bengkel (workshop) kecil untuk membuat ‘penemuan baru’.

Sejak usia 18 tahun, Bell telah meneliti gagasan bagaimana mengirimkan dan mentransfer perkataan. Tahun 1874 saat dia mengerjakan telegraph, dia mengembangkan gagasan dasar yang baru bagi telephone. Percobaan yang dilakukannya bersama asistennyaThomas Watson akhirnya terbukti berhasil pada tanggal 10 Maret 1876, saat itu kata yang ditransmit adalah: “Watson, come here; I want you.” (Watson, datanglah kemari, sayamembutuhkanmu). Serangkaian demonstrasi penggunaan telephone, telah memperkenalkant elephone ke seluruh dunia dan dipimpin oleh perusahaannya, Bell Telephone Company padatahun 1877.Jadi dari sebuah keisengan seorang anak lah, alat komunikasi telepon tercipta

  1. B.  Prinsip Dasar Telepon

Pada dasarnya prinsip kerja telepon adalah ketika gagang telepon diangkat, posisi telepon disebut off hook. Lalu sirkuit terbagi menjadi dua jalur di mana bagian positifnya akan berfungsisebagai Tip yang menunjukkan angka nol sedangkan pada bagian negatif akan berfungsi sebagaiRing yang menunjukkan angka -48V DC. Kedua jalur ini yang nantinya akan memproses pesan dari sender  untuk sampai ke receiver. Agar dapat menghasilkan suara pada telepon, sinyalelektrik ditransmisikan melalui kabel telepon yang kemudian diubah menjadi sinyal yang dapat didengar oleh telepon receiver. Untuk teknologi analog, transmisi sinyal analog yang dikirimkan dari central office (CO) akan diubah menjadi transmisi digital. Angka-angka sebagai nomer telepon merupakan penggabungan antara nada-nada dan frekuensi tertentu yang kemudian dinamakan Dual-tone multi-frequency DTMF dan memiliki satuan Hertz. Hubungan utama yang ada dalam sirkuit akan menjadi on hook
ketika dibuka, lalu akan muncul getaran. Bunyi yang muncul di telepon penerima menandakan telepon telah siap digunakan.

  1. C.      Perkembangan Telepon

1871, Antonio Meucci mematenkan penemuannya yang disebut sound Telegraph. Penemuannya ini memungkinkan adanya komunikasi dalam bentuk suara antara dua orangdengan menggunakan perantara kabel.


1875, perusahaan telekomunikasi The Bell mendapatkan hak paten atas penemuan Meucciyang disebut transmitters and Receivers for Electric Telegraphs. Sistem ini menggunakan getaran multiple baja untuk memberikan jeda pada sirkuit.

1876, perusahaan Bell mematenkan Improvement in Telegraphy. Sistem ini memberikan metode untuk mentransmisikan suara secara telegraf.

1877, The Charles Williams Shop merupakan tempat dimana telepon pertama kali dibuat dengan pengawasan Watson, yang selanjutnya menjadi departemen riset dan pengembangan dari perusahaan telekomunikasi tersebut. Alexander Graham Bell terus memantau produktivitas perusahaan tersebut sehingga pada akhir tahun sebanyak tiga ratus telepon dapat digunakan. Perusahaan Bell juga telah mematenkan teleponelectro-magnetic yang menggunakan magnet permanen, diafragma besi, dan dering panggilan.

1878, papan pengganti secara manual ditemukan sehingga memungkinkan banyak telepon terhubung melalui sebuah saluran pertukaran. dibawah kepemimpinan Theodore N.Vail,perusahaan Bell mempunyai 10.000 telepon yang dapat digunakan.

1880, sirkuit metalic pertama dipasang. Sirkuit ini merupakan perbaharuan dari sirkuit one-wire menjadi two-wire. Perbaharuan ini membantu mengurangi gangguan yang sering kali dirasakan dengan penggunaan jalur one-wire.

1891, telepon dengan nomor dial pertama kali digunakan. Telepon akan bekerja secara otomatis menghubungkan penelepon ke operator dengan cara menekan nomor dial berdasarkan instruksi.

1915, telepon dengan sistem wireless pertama kali digunakan. Sistem ini memudahkan pengguna telepon untuk saling berhubungan lintas negara.

sumber : https://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/10/penemuan-telepon/

Lampu pijar

Pengembangan lampu pijar sudah dimulai pada awal abad XIX.[2][9][10][11] Sejarah lampu pijar dapat dikatakan telah dimulai dengan ditemukannya tumpukan volta oleh Alessandro Volta.[10] Pada tahun 1802, Sir Humphry Davy menunjukkan bahwa arus listrik dapat memanaskan seuntai logam tipis hingga menyala putih[2]. Lalu, pada tahun 1820, Warren De la Rue merancang sebuah lampu dengan cara menempatkan sebuah kumparan logam mulia platina di dalam sebuah tabung lalu mengalirkan arus listrik melaluinya.[9] Hanya saja, harga logam platina yang sangat tinggi menghalangi pendayagunaan penemuan ini lebih lanjut.[9][11] Elemen karbon juga sempat digunakan, namun karbon dengan cepat dapat teroksidasi di udara; oleh karena itu, jawabannya adalah dengan menempatkan elemen dalam vakum.[2]
Pada tahun 1870-an, seorang penemu bernama Thomas Alva Edison dari Menlo Park, negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, mulai ikut serta dalam usaha merancang lampu pijar.[2][9] Dengan menggunakan elemen platina, Edison mendapatkan paten pertamanya pada bulan April 1879.[2] Rancangan ini relatif tidak praktis namun Edison tetap berusaha mencari elemen lain yang dapat dipanaskan secara ekonomis dan efisien.[2] Pada tahun yang sama, Sir Joseph Wilson Swan juga menciptakan lampu pijar yang dapat bertahan selama 13,5 jam.[11] Sebagian besar filamen lampu pijar yang diciptakan pada saat itu putus dalam waktu yang sangat singkat sehingga tidak berarti secara komersial.[2] Untuk menyelesaikan masalah ini, Edison kembali mencoba menggunakan untaian karbon yang ditempatkan dalam bola lampu hampa udara hingga pada tanggal 19 Oktober 1879 dia berhasil menyalakan lampu yang mampu bertahan selama 40 jam.[2]

Konstruksi

Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.[12]
Incandescent light bulb.svg
  1. Bola lampu
  2. Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen)
  3. Filamen wolfram
  4. Kawat penghubung ke kaki tengah
  5. Kawat penghubung ke ulir
  6. Kawat penyangga
  7. Kaca penyangga
  8. Kontak listrik di ulir
  9. Sekrup ulir
  10. Isolator
  11. Kontak listrik di kaki tengah

Bola lampu

Selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu lampu pijar disebut dengan bola lampu. Macam-macam bentuk bola lampu antara lain adalah bentuk bola, bentuk jamur, bentuk lilin, dan bentuk lustre.[13] Warna bola lampu antara lain yaitu bening, warna susu atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau kuning.[13]

Gas pengisi

Pada bagian dalam diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon, kripton, dan xenon atau gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga filamen tidak teroksidasi.[1] Konstruksi lampu halogen juga menggunakan prinsip yang sama dengan lampu pijar biasa[1], perbedaannya terletak pada gas halogen yang digunakan untuk mengisi bola lampu.

Kaki lampu

Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki lampu bayonet yang dapat dibedakan dengan kode huruf E (Edison) dan B (Bayonet), diikuti dengan angka yang menunjukkan diameter kaki lampu dalam milimeter seperti E27 dan E14.[12]

Operasi

Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor.[1] Saat dialiri arus listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800 derajat Kelvin hingga maksimum 3700 derajat Kelvin.[14]. Ini menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan.[15] Pada temperatur yang sangat tinggi itulah filamen mulai menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang kasatmata.[1] Hal ini sejalan dengan teori radiasi benda hitam.[16]
Indeks renderasi warna menyatakan apakah warna obyek tampak alami apabila diberi cahaya lampu tersebut dan diberi nilai antara 0 sampai 100.[12] Angka 100 artinya warna benda yang disinari akan terlihat sesuai dengan warna aslinya. Indeks renderasi warna lampu pijar mendekati 100.[12][17]
Foto yang sangat diperbesar dari filamen lampu pijar 200 Watt.

Lampu putus

Karena temperatur kerja filamen lampu pijar yang sangat tinggi, lambat laun akan terjadi penguapan pada filamen.[1] Variasi pada resistansi sepanjang filamen akan menciptakan titik-titik panas pada posisi dengan nilai resistansi tertinggi.[18]. Pada titik-titik panas tersebut filamen wolfram akan menguap lebih cepat yang mengakibatkan ketebalan filamen akan semakin tidak merata dan nilai resistansi akan meningkat secara lokal; ini akan menyebabkan filamen pada titik tersebut meleleh atau menjadi lemah lalu putus.[1] Variasi diameter sebesar 1% akan menyebabkan penurunan umur lampu pijar hingga 25%.[19]
Selain menyebabkan putusnya lampu, penguapan filamen wolfram juga menyebabkan penghitaman lampu. Elemen wolfram yang menguap pada lampu pijar akan mengendap pada dinding kaca bola lampu dan membentuk efek hitam. [20] Lampu halogen menghambat proses ini dengan proses siklus halogen.[20]

Efisiensi

Efisiensi lampu atau dengan kata lain disebut dengan efikasi luminus[12] adalah nilai yang menunjukkan besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam satuan lumen per Watt. Kurang lebih 90% daya yang digunakan oleh lampu pijar dilepaskan sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang dipancarkan dalam radiasi cahaya kasat mata.[21]
Pada tegangan 120 volt, nilai keluaran cahaya lampu pijar 100W biasanya adalah 1.750 lumen, maka efisiensinya adalah 17,5 lumen per Watt.[22] Sementara itu pada tegangan 230 volt seperti yang digunakan di Indonesia, nilai keluaran bolam 100W adalah 1.380 lumen[23] atau setara dengan 13,8 lumen per Watt. Nilai ini sangatlah rendah bila dibandingkan dengan nilai keluaran sumber cahaya putih "ideal" yaitu 242,5 lumen per Watt, atau 683 lumen per Watt untuk cahaya pada panjang gelombang hijau-kuning di mana mata manusia sangatlah peka.[1] Efisiensi yang sangat rendah ini disebabkan karena pada temperatur kerja, filamen wolfram meradiasikan sejumlah besar radiasi inframerah.
Pada tabel di bawah ini terdaftar tingkat efisiensi pencahayaan beberapa jenis lampu pijar biasa bertegangan 120 volt[22] dan beberapa sumber cahaya ideal.
Jenis Efisiensi lampu lumen/Watt
Lampu pijar 40 Watt 1.9% 12.6[22]
Lampu pijar 60 Watt 2.1% 14.5[22]
Lampu pijar 100 Watt 2.6% 17.5[22]
Radiator benda hitam 4000 K ideal 7.0% 47.5[24]
Radiator benda hitam 7000 K ideal 14% 95[24]
Sumber cahaya monokromatis 555 nm (hijau) ideal 100% 683[1][25]
Karena efisiensi lampu pijar yang sangat rendah, beberapa pemerintah negara mulai membatasi peredaran lampu pijar. Contoh negara-negara yang mulai membatasinya adalah Australia[26], Amerika Serikat[7], Brasil[7], Inggris Raya[7], Irlandia[7], Kanada[7], Kuba[7], Selandia Baru[7], Swiss[7], Uni Eropa[7] dan Venezuela

sumber :  https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar

Sabtu, 24 September 2016

Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
 1.Kerajaan Kutai
   a.Kehidupan politik dan pemerintahan
Raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudungga.Ia merupakan raja yang belum menganut agama Hindu.Bukti ini ditunjukkan dengan penggunaan nama Kudungga yang merupakan nama asli Indonesia.Nama Kudungga mirip dengan nama Bugis,yaitu Kadungga.Oleh karena itu,para ahli memperkirakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Kadungga pengaruh agama Hindu belum kuat.
  
 Setelah Kudungga wafat,ia digantikan oleh putranya yang bernama Asmawarman.Menurut prasasti Yupa yang ditemukan di Bukit Berubus,Kalimantan Timur,Asmawarman dianggap sebagai wangsakerta atau pendiri keluarga Kerajaan Kutai.Asmawarman memiliki peranan besar atas perluasan wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai.Perluasan wilayah dilakukan dengan cara upacara aswamedha,yaitu upacara pelepasan kuda untuk menentukan batas wilayah kerajaan.Kuda - kuda yang dilepaskan ini akan diikuti oleh prajurit kerajaan yang akan menentukan batas wilayah Kerajaan berdasar sejauh mana jejak telapak kaki kuda dapat ditemukan.

 Penganti Asmawarman adalah Mulawarman.Pada masa pemerintahan raja Purnawarman,Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaan.Ia merupakan pemeluk Hindu yang taat.Ia pernah mengadakan kurban 20.000 ekor lembu untuk para brahmana.Kebaikan raja Purnawarman tersebut diperingati oleh para brahmana dengan mendirikan sebuah Yupa.

 b.Kehidupan sosial
Agama Hindu berpengaruh besar bagi kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kutai.Sebagai agama resmi negara,agama Hindu menjadi pegangan hidup bagi para penganutnya.Penganut Hindu diKerajaan Kutai sudah menerapkan sistem kasta dalam kehidupan sosial,tetapi diKutai sistem kastanya tidak seketat di India.Masyarakat India mengenal empat golongan kasta, sementara di Kutai hanya mengenal dua kasta.

 c.Kehidupan ekonomi      
 sumber :https://www.tripalbum.net/borneo/mahakam/
Perekonomian Kerajaan Kutai sangat bergantung pada keberadaan sungai Mahakam.Berdasarkan beberapa bukti yang ditemukan dapat diketahui bahwa perekonomian Kerajaan Kutai terletak pada sektor perdagangan,pertanian dan peternakan.

 d.Kehidupan budaya
Kehidupan budaya Kerajaan Kutai sudah cukup maju.Kemajuan ini ditandai dengan adanya upacara pemberkatan bagi pemeluk baru agama Hindu.Upacara ini disebut vratyatoma.
Agama Hindu di Kutai telah mengalami akulturasi dengan kebudayaan lokal.Akulturasi ini terlihat dari keberadaan Yupa pada setiap upacara kurban.Yupa adalah tugu batu yang digunakan untuk mengikat hewan kurban.Yupa merupakan wujud akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan megalitikum berbentuk menhir.